Senin, 07 Juni 2010

Transformasi Strategi Militer ke Strategi Bisnis

Transformasi strategi militer menuju strategi bisnis mulai menjadi objek kajian studi pada tahun 1980an melalui tokoh sentralnya, Michael Porter. Aliran ini disebut dengan teori positioning, yakni meyakini strategi perusahaan merupakan alat untuk mencapai keunggulan kompetitif (menghasilkan keuntungan di atas rata-rata) dalam persaingan industri yang sangat ketat seperti halnya pertarungan pada ranah militer.

Transformasi yang terjadi dari strategi militer menjadi strategi bisnis tidak serta merta membuat nilai-nilai yang diadopsi dari strategi militer menjadi hilang. Transformasi hanya membuat aspek-aspek yang ada pada strategi militer sebelumnya berubah secara epistemologi. Beberapa aspek yang menjadi indikator dalam transformasi strategi miiliter menjadi strategi bisnis adalah arena tujuan, aktor, arena implementasi dan instrumen, dan pola persaingan.

Perbeedaan mendasar yang merupakan bentuk transformasi dari strategi militer menjadi strategi bisnis adalah terletak pada tujuannya. Definisi Clausewitz mengenai strategi dalam perang adalah “the employment of the battle as the means towards the attainment of the object of the War”. Hal ini menunjukkan bahwa strategi dalam perang digunakan untuk mencapai tujuan perang. Selanjutnya Clausewitz mendefinisikan perang merupakan bentuk kontinuitas dari kebijakan suatu pihak dalam bentuk aktualisasi lain (Andreas Herberg-Rothe, 2007). Dengan kata lain, tujuan dari strategi militer yang sering kali diaplikasikan dalam perang digunakan untuk mencapai kemenangan perang, dimana perang memiliki tujuan politik tertentu yang hendak dicapai. Strategi bisnis memiliki tujuan untuk memenangkan bisnis dari persaingan : merebut, mempertahankan, dan memperluas pangsa pasar, serta meningkatkan pertumbuhan.

Dengan berbedanya tujuan, maka secara otomatis aktor yang berperan dibalik perencanaan masing-masing strategi juga berbeda.dalam strategi militer, jendral merupakan seorang yang memiliki legitimasi dalam pengaturan dan pengambilan keputusan dalam strategi. Sedangkan pada stratgi bisnis yang menjadi pengatur dan pengambil keputusan dalam rangka penyusunan strategi adalah para pemilik modal, manajer, atau direktur dalam perusahaan yang secara fungsional terkait dalam tujuan yang ingin dicapai.

Perbedaan tujuan yang ada dan aktor yang berperan juga menyebabkan perbedaan pada arena implementasinya. Arena implementasi strategi militer adalah bagaimana memenangkan pertempuran di medan perang, sedangkan strategi bisnis fokus dalam memenangkan persaingan pada pasar perbedaan arena implementasi ini kemudian membawa pada perbedaan istrumen yang digunakan. Dalam strategi militer, untuk melaksanakan operasi militer umumnya dibentuk bagian atau divisi dengan fungsinya seperti divisi personil, divisi intelijen dan perencanaan operasi, divisi operasi, divisi logistik dan juga adanya pengguanaan berbagai senjata miiter. Namun, dalam organisasi bisnis yang kemudian menerapkan strategi bisnis dikenal adanya departemen, bagian atau divisi SDM, R&D, produksi, keuangan, logistik dan lain-lain.

Pada akhirnya, perubahan pada beberapa aspek di atas juga membawa pada perubahan pola persaingan pada implementasi kedua strategi tersebut. Pola persaingan pada strategi militer lebih cenderung pada penitikberatan hidup dan mati sehingga prudensi menjadi yang utama. Menaklukkan musuh, mempertahankan posisi, memperluas teritori menjadi misi utama dalam sebuah persaingan yang kemudian dimanifestasikan dalam sebuah pertempuran. Kontradiktif dengan strategi militer, strategi bisnis bersifat kompetisi bukan pertarungan yakni mengejar cara bagaimana mendapatkan tingkat efisiensi yang tinggi dan membuat biaya produksi seminimal mungkin. Persaingan dalam bisnis lebih menitikberatkan pada upaya untuk mengalahkan pesaing, mempertahankan dan memperluas pangsa pasar.

Dengan demikian dapat diketahui bagaimana perbedaan yang ada pada strategi militer dan strategi bisnis sehingga hal tersebut dikatakan sebagai perubahan dari strategi militer menjadi strategi bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar