Minggu, 20 Februari 2011

Multiple Parties Negotiation : Kompleksitas Dalam Negosiasi

Negosiasi tidak selalu hanya melibatkan dua pihak yang berkepentingan saja, ada negosiasi yang sangat kompleks yang melibatkan jauh lebih banyak pihak. Multiple parties negotiation adalah sebuah kegiatan negosiasi yang melibatkan lebih dari satu pihak untuk bekerja bersama-sama dalam mencapai suatu goal yang diinginkan oleh setiap pihak tersebut. menyetujui untuk membuat “single collective decision” untuk menentukan langkah-langkah. Ada sejumlah perbedaan antara multiparties negotiation dengan two-party negotiation. Jumlah pihak yang mengikuti proses negosiasi tersebut merupakan perbedaan yang paling mendasar antara keduanya. Pada negosiasi multipartai aktor yang mengikuti proses negosiasi lebih dari dua pihak. Dalam negosiasi multipartai ini juga terdapat tantangan karena setiap pihak-pihak memiliki masing-masing kesempatan untuk mengutarakan kepentingan mereka masing-masing.

Dalam negosiasi multipartai yang melibatkan banyak pihak akan lebih banyak isu-isu yang akan dibahas karena ada banyak sekali pandangan-pandangan yang berbeda dari masing-masing pihak terhadap satu isu yang sama. Dengan semakin banyaknya isu ini, akan semakin banyak pula informasi (seperti, fakta, argument, dll) yang dikenalkan dalam negosiasi ini. Banyaknya pihak yang terlibat dan banyaknya isu yang dibahas makan akan semakin banyak pula tatap muka yang terjadi. Proses diskusi akan meluas menjadi diskusi-diskusi kecil yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil. Ini akan menambah kompleksitas negosiasi. Prosedur yang harus diikuti pun menjadi semakin banyak dan rumit jika dibandingkan dengan negosiasi yang dijalankan oleh dua pihak saja. Hal yang juga membedakan negosiasi multipartai dengan negosiasi bilateral adalah jika pada negosiasi bilateral para negosiator hanya perlu untuk memperhatikan kelakuan negosiator dari pihak lain, aksi yang akan dilakukan oleh negosiator dari pihak lain, serta taktik yang akan mereka gunakan, maka dalam multipartai, masing-masing negosiator harus benar-benar mempertimbangakan strategi yang akan digunakan dalam negosiasi demi tercapainya keinginan yang diinginkan oleh masing-masing pihak.

Dalam mengatur atau mengelola negosiasi multipartai setidaknya terdapat 3 langkah-langkah penting, diantaranya adalah Prenegotiation, Actual Negotiation, dan Managing the Agreement. Yang dilakukan dalam Prenegotiaton Stage adalah negosiator masih melakukan hubungan yang belum formal dengan pihak lain dan cenderung untuk membahas isu-isu yang akan dibahas selanjutnya. Hal-hal yang termasuk dalam prenegotiaton stage adalah membahas mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi, siapa yang berbicara dalam negosiasi, dan posisi mereka dalam negosiasi. Peraturan-peraturan dalam kelompok juga ditentukan, jika suatu grup telah memiliki serangkain peraturan dan struktur seperti pemimpin, mediator, dll, maka sudah tidak perlu lagi dibentuk. Namun, jika dalam suatu kelompok anggotanya tidak pernah bertemu sama sekali maka perlu dibuat suatu susunan atau peraturan dalam kelompok tersebut dan ada salah satu anggota dalam kelompok yang harus mengambil alih kepemimpinan. Sebagian orang dalam kelompok tersebut ada yang ingin menjadi pemimpin, ada juga yang aktif, namun tidak sedikit juga yang diam dan tidak ingin menyampaikan pendapatnya. Kemudian, pemahaman mengenai biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam proses negosiasi, dan konsekuensi jika tidak tercapainya suatu perjanjian. Dan yang terakhir adalah mempelajari isu-isu dan mengkonstruksikan agenda-agenda yang akan mereka iktui selama negosiasi.

Formal Negotiation Stage adalah langkah kedua dari negosiasi multipartai. Tahap ini mencerminkan proses negosiasi yang sebenar-benarnya baik dalam mengatur kelompok atau masing-masing pihak dalam bernegosiasi dan nantinya dalam langkah ini akan dikeluarkan kerangka hasil yang akan digunakan dalam pembuatan persetujuan. Dalam langkah kedua ini, Juga ditetapkan beberapa hal yang merupakan komponen prosedur negosiasi yang diantaranya tentang siapa yang akan ditunjuk sebagai pimpinan sidang, penggunaan agenda yang telah ditentukan secara efektif dan apabila ada beberapa agenda yang tidak disetujui oleh salah satu pihak harus diatur kembali. Pertukaran informasi dan manner oleh semua pihak juga terjadi dalam tahap ini. Ada beberapa metode yang dapat digunakan misalnya dengan menggunakan Delphi technique dengan menggunakan kuisioner, brainstorming, dan beberapa teknik lainnya. Proses pemilihan tata cara mengatur konflik agar dapat diselesaikan secara efektif, meninjau dan mengatur kembali peraturan-peraturan yang akan digunakan, menjamin informasi dan pandangan dari berbagai macam pihak yang berbeda-beda, berjuang keras agar persetujuan yang pertama dapat terwujud juga merupakan hal-hal yang termasuk dalam tahap ini.

Langkah selanjutnya adalah Agreement Phase. Langkah yang terakhir adalah menunjukkan hasil-hasil yang telah dibahas selama proses negosiasi berlangsung untuk disepakati secara bersama dan dirangkum sebagai sebuah perjanjian. Dalam tahap ini, masing-masing pihak diharapkan untuk mempertahankan satu alternatif yang telah disepakati pada tahap sebelumnya. Tapi tidak menutup kemungkinan pada tahap ini para negosiator menemui kesulitan disaat-saat terakhir dalam pengambilan keputusan, seperti munculnya isu-isu yang tidak dapat diselesaikan pada tahap selanjutnya. Oleh karena itu, ada 4 langkah dalam menghadapi masalah pengambilan keputusan tersebut, diantaranya adalah memilih solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut agar suatu persetujuan dapat segera disepakati bersama, mengembangkan rencana aksi serta melaksanakan rencana aksi tersebut, dan mengevaluasi proses-proses tersebut apakah masalah yang dibahas telah teratasi dengan baik, sehingga wajar jika proses ini memakan waktu lama. Selain itu, dalam proses pembentukan persetujuan ini, ketua negosiasi dapat membantu memperlancar persetujuan agar dapat disetujui oleh semua pihak, diantaranya adalah berterimakasih kepada para peserta negosiasi atas partisipasinya, kerja keras, dan usaha mereka untuk menyelesaikan negosiasi ini dan mencapai suatu kesepakatan, pemimpin juga bisa bergerak mendekati kelompok-kelompok untuk memilih satu atau lebih pilihan, membuat konsep mengenai perjanjian sementara.

Contoh dari negosiasi multipartai ini adalah perundingan yang membahas mengenai hukum laut internasional. Perundingan tersebut melibatkan banyak negara yang akhirnya membentuk suatu konvensi internasional yang dikenal dengan UNCLOS. Negosiasi yang melibatkan banyak pihak ini menjadi berbeda jika dibandingkan negosiasi bilateral. Tingkat kompleksitas semakin bertambah karena semakin banyaknya pihak yang terlibat, semakin banyaknya isu yang dibahas, dan semakin banyaknya tahapan dan prosedur yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan itu sendiri terbagi menjadi tahap prenegotiaton stage yang meliputi persiapan, penghimpunan informasi, dan penentuan isu; tahap formal negotiation stage yang merupakan cerminan dari proses negosiasi formal dimana terdapat pimpinan sidang yang mengatur dan menjamin kelancaran jalannya sidang; dan tahap agreement phase yang merupakan tahap dimana persetujuan akan diambil dengan memperhatikan proses-proses yang telah dijalankan sebelumnya.



Referensi :

Chapter 10. Multiple Parties and Team. Bahan Asdos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar