Jumat, 16 April 2010

Strategi : Definisi dan Kontraposisinya

Dalam salah satu perspektif kaum realis, Hobbes, diungkapkan bahwa seorang pemimpin negara, diplomat, pengambil kebijakan luar negeri haruslah dapat berikir strategis. Setiap tindakan dan kebijakan yang diambilnya haruslah menjamin keamanan dan stabilitas negaranya. Kebijakan yang akan diambil tentu harus disertai dengan strategi-strategi yang telah dipersiapkan secara matang sebelumnya yang kemudan diimplementasian menjadi sebuah kebijakan. Sebenarnya apa yang dimaksud strategi? Apakah yang bukan strategi? Apakah perbedaan strategi dengan taktik? Apakah strategi mendefinisikan kebijakan? Dan seberapa praktisnya strategi? Pertanyaan-pertanyaan di atas akan coba dijawab dalam tulisan ini.

Strategi adalah sebuah istilah yang berasal dari istilah Yunani yaitu “strategos” yang merujuk pada kepemimpinan. Strategi biasanya diterapkan pada dunia kemiliteran. Menurut Clausewitz, strategi adalah bentuk ikatan atas sesuatu yang digunakan untuk berperang. Strategi juga didefinisikan oleh Liddell Hart sebagai seni pendistribusian dan penerapan instrumen militer sebagai akhir dari sebuah kebijakan. Terlepas dari pendapat beberapa ahli yang mendefinisikan strategi lebih kepada alat untuk menjalankan perang, strategi memiliki satu pengertian dan konsep dasar yang senada. Strategi adalah seni untuk mengatur dan mengelola segala macam sumber daya yang dimiliki untuk meraih suatu tujuan yang telah dicanangkan sebelumnya. Secara sederhana, strategi dapat didefinisikan sebagai perencanaan untuk diterapkan dalam misi untuk menggapai suatu visi. Pada tahap pertama, strategi mencoba mengevaluasi tentang modal yang kita miliki, keadaan sekitar, dan segala faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu visi. Strategi juga membahas tentang segala bentuk kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi beserta alternatif-alternatif penanggulangannya. Singkatnya, strategi juga mencoba bertanggung jawab akan setiap tujuan yang telah dibangun, rencana yang sedang dicanangkan, dan segala implikasi yang dapat terjadi. Prediksi pun kerap kali dihadirkan dalam penyusunan strategi. Oleh karena itu, jangkauan dimensi waktu dari strategi adalah jangka panjang dengan memperhatikan kapital yang dimiliki, hambatan yang mungkin menghalangi, dan alternatif yang dapat diimplementasi. Pada akhirnya, tidak menutuip kemungkinan jika kemudian penyusunan strategi diarahkan pada suatu cara yang tidak memandang nilai etis karena kembali kepada tujuan dasar dari penyusunan strategi adalah untuk menggapai tujuan dan mengalahkan lawan. Strategi disusun berdasarakan pemikiran dan pertimbangan dalam jangka waktu yang lama. Berbagai aspek mengenai prediksi jangka panjang, akibat yang akan ditimbulkan, serta alternatif lain yang mungkin dilakukan turut mewarnai penyusunan strategi. Seperti yang diungkapkan oleh Clausewitz, dalam strategi semuanya berjalan pada pada tingkat yang lebih lambat.

Berbicara mengenai strategi, tentu kita juga tidak dapat terlepas dari istilah taktik. Strategi sering pula diidentikan dengan taktik. Secara sekilas strategi sangat mirip dengan taktik. Namun, keduanya memiliki dimensi, cakupan, dan penggunaan yang berbeda. Strategi mereperesentasikan pemikiran dan aktivitas pengelolaan akan sesuatu yang bersifat jangka panjang. Segala bentuk implementasi dan manifestasi dari strategi untuk menggpai suatu visi itulah yang disebut sebagai taktik. Singkatnya, pengaktualisasian dari strategi adalah taktik. Taktik merupakan tindakan jangka pendek yang hanya dipersiapkan dan dilakukan untuk menghadapi apa yanga ada sekarang. Taktik lebih bersifat ringkas dan memiliki tingkat fleksibilitas dan feasibilitas yang minimal jika dibandingkan dengan strategi sehingga memudahkannya untuk dilaksanakan. Strategi mengharuskan ketelitian dalam setiap perhitungannya karena strategi menyangkut sebuah dimensi yang lebih besar dan fundamental. Ibarat sebuah bangunan, strategi adalah pondasi dari bangunan tersebut. Visi yang ingin dicapai dalam sebuah penyusunan strategi diibaratkan dengan atap dari sebuah bangunan. Atap tersebut tentu membutuhkan penyangga dan penyangga tersebut adalah taktik. Oleh karena itu, kesalahan pada penyusunan strategi akan sangat fatal sekali daripada kesalahan pada penyusunan taktik.

Berbicara mengenai tingkat praktis dan tidaknya strategi, seperti yang telah diuraikan di atas bahwa strategi adalah perencanaan yang sifatnya jangka panjang dan memerlukan berbagai macam kalkulasi, maka dapat dikatakan bahwa strategi tidak cukup praktis. Keharusannya membutuhkan berbagai macam konsiderasi dan kalkulasi membuatnya seakan-akan hanya dapat diterapkan pada tataran pemikiran strategis yang kerap kali melakukan pemikirannya dalam sebuah ruangan dengan banyak meja. Hal ini kontradiktif dengan taktik yang merupakan implementasi dari strategi. Taktik sangatlah praktis karena pelaksanaannya menyangkut tindakan yang ada di lapangan. Sebagai contoh implementasinya, dalam sebuah perencanaan militer strategi berperan dalam penyusunan perencaan bagaimana suatu Negara dapat memenangkan suatu peperangan. Dengan mempertimbangkan kekuatan sendiri, faktor-faktor sumber daya, dan juga kekuatan lawan, strategi mencoba membuat suatu kalkulasi matematis untuk menggapai suatu visi yaitu memenangkan perang. Implementasi dari strategi dimanifestasikan melalui penyusunan taktik. Taktik ini adalah wujud dari misi yang digunakan untuk mecapai visi. Dalam konteks militer terutama perang, taktik diterapkan melalui pembagian pos-pos militer, pelaksaan operasi militer, dan pembagian unit-unit militer untuk memenangkan sebuah pertempuran. Jika berhasil memenangkan banyak pertempuran, maka kemenangan perang yang menjadi visi dapat tercapai. Dengan demikian kita bisa melihat bahwa ranah strategi adalah begitu fundamental, menyangkut bagaimana suatu negara memenangkan sebuah peperangan. Sedangkan taktik lebih membahas pada bagaimana operasi militer diterapkan sebagai bentuk aktualisasi strategi.

Strategi juga berperan dalam ranah hubungan internasional dan pengambilan kebijakan luar negeri. Suatu negara tentu membutuhkan seorang strategis yang handal terutam untuk menteri dan para diplomatnya. Hal tersebut dikarenakan para menteri dan diplomat adalah ujung tombak negara dalam mempertahankan eksistensi dan posisinya dalam hubungan internasional. Penetapan national interest adalah penyusunan strategi yang disusun untuk jangka panjang yang kemudian diimplementasikan melalui penetapan kebijakan guna mempertahankan eksistensi dan posisi suatu negara dalam kancah hubungan internasional.

Referensi

Rothe, Andreas Herberg. 2007. Clausewitz’s Puzzle : The Political Theory of War. New York : Oxfor University Press
Steans, Jill. 2009. Hubungan Internasional : Perspektif & Tema. Yogayakarta : Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar